Jangan Khawatir, dengan Perawatan Tepat Toksoplasma Bisa Disembuhkan Kok

Jakarta, Setelah seseorang terinfeksi toksoplasma, mungkin tubuhnya akan mengalami beberapa gangguan. Misalnya pada ibu hamil, janin bisa tidak dapat berkembang. Namun, patut diingat dengan perawatan yang benar toksoplasma dapat disembuhkan.

Menurut drh Ooy Siti Komariah, ketua Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI), toksoplasma pada manusia hanya dapat diketahui dengan cara melakukan pemeriksaan darah.

"Sedangkan pada hewan dapat dilakukan pemeriksaan dengan nama tes toksoplasma. Saat pemeriksaan, hewan akan menghasilkan antibodi untuk melawan parasit toksoplasma," tutur drh Ooy kepada detikHealth.

drh Ooy menambahkan bahwa untuk mengatasi infeksi toksoplasma, biasanya pasien akan diberi obat oral berupa antibiotik. Obat itu umumnya perlu dikonsumsi dalam kurun waktu empat sampai enam minggu. Untuk menghindari terulangnya infeksi toksoplasma, drh Ooy mengingatkan pentingnya merawat hewan peliharaan dengan baik.

"Periksakan (hewan peliharaan) ke dokter dan yang terpenting jaga kebersihan diri sendiri seperti mencuci tangan," pesan drh Ooy untuk menghindari infeksi toksoplasma.

Terkait penyebaran toksoplasma, drh Olan Sebastian, MM, anggota Ikatan Alumni Kedokteran Hewan IPB, mengungkapkan bahwa parasit toksoplasma bisa menular melalui udara (air borne disease) dan masuk ke aliran darah.

 

Sumber: Health.detik.com



Bahaya Ibu Hamil Bila Konsumsi Minuman Soda

Liputan6.com, Jakarta Kadang, ibu yang sedang hamil tetap mengonsumsi minuman soda diet untuk menjaga berat badan tubuhnya. Namun, apakah Anda tahu bahwa ibu hamil yang mengonsumsi minuman tersebut akan berdampak pada berat badan yang berlebihan pada bayinya?

"Hasil penelitian menunjukkan pemanis buatan yang dikonsumsi oleh ibu saat hamil dapat meningkatkan risiko pada berat badan berlebih pada anaknya di kemudian hari,"ujar Meghan Azad dari Children's Hospital, Institute of Manitoba, dan rekannya dalam laporan yang diterbitkan dalam Jurnal American Medical Association JAMA Pediatrics, Seperti yang dilansir dari NBC News, Senin (20/6/2016).

Studi yang dilakukan kepada lebih dari 3.000 wanita dan bayi mereka, menunjukkan bahwa anak-anak dari ibu yang semasa hamilnya mengonsumsi minuman soda diet, ternyata dua kali lipat mempunyai berat badan berlebih saat umur menginjak setahun jika dibandingkan dengan bayi dari wanita yang tidak mengonsumsi minuman dengan pemanis buatan.
Orang yang mengonsumsi minuman soda diet juga memiliki risiko menambah berat badan. Para peneliti menambahkan, banyak dari mereka tidak memiliki skor nilai yang baik dalam indeks mengonsumsi makanan sehat.

Para dokter menyarankan agar ibu yang sedang hamil tetap diet. Ibu hamil memang akan bertambah berat badannya, tetapi tidak akan berlebihan. Cara yang bisa dilakukan dan membantu menjaga berat badan tubuh saat hamil adalah menjalani diet sehat dan melakukan olahraga ringan.

Peneliti AS Klaim Bisa Pulihkan Kelumpuhan Akibat Stroke

California, Sekali terserang stroke, pasien biasanya mengalami kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu. Dan ini berlangsung seumur hidup. Namun lewat sebuah percobaan selama beberapa tahun, tim dokter dari AS akhirnya sukses memulihkan kondisi ini.

Ialah tim peneliti dari Stanford University, California yang berhasil melakukannya, yaitu dengan menggunakan terapi sel punca. Untuk percobaan ini, mereka melibatkan 18 pasien; 11 wanita dan 7 pria dengan rentang usia 33-75 tahun.

Yang membedakan pasien hanyalah kapan mereka mengalami serangan stroke. Ada pasien yang sudah mengalami kelumpuhan karena stroke sejak enam bulan lalu, ada juga yang tiga tahun lalu.

Masing-masing partisipan kemudian menjalani sebuah prosedur sederhana di mana tengkorak mereka dilubangi dan sel punca dimasukkan ke otak mereka, tepatnya di bagian yang mengalami kerusakan dan memicu stroke.

Sel punca yang dipergunakan disebut dengan 'sel SB623' yang diambil dari sumsum tulang pendonor untuk kemudian dimodifikasi agar bisa dimasukkan ke dalam otak. Keesokan harinya pasien langsung diperbolehkan pulang.

Tak disangka, hingga 12 bulan berikutnya, hampir separuh pasien mengalami kemajuan yang signifikan. Salah seorang pasien yang sebelumnya hanya bisa duduk di kursi roda dan tidak bisa menggerakkan kedua kakinya, kini sudah rutin jogging.

Pasien lain, seorang wanita yang tak bisa berdiri sama sekali, kini bisa berjalan di altar dan melangsungkan pernikahan. Bahkan yang bersangkutan sedang mengandung anak pertamanya. Satu pasien lagi mengalami kelumpuhan di jari kaki kirinya, tetapi kini ia bisa berjalan kembali.

Peneliti menduga efektivitas pengobatan mereka berasal dari cara kerjanya yang mampu memicu regenerasi sirkuit otak yang rusak akibat stroke dengan cepat. Bahkan efektivitasnya dirasakan pasien yang sudah mengalami stroke sejak tiga tahun lalu, artinya makin banyak orang yang bisa diuntungkan dengan prosedur ini.

"Kita bisa lihat kemampuan gerak mereka membaik dengan cepat. Padahal enam bulan setelah stroke, kita biasanya tidak bisa berharap apapun," tandas peneliti Prof Gary Steinberg seperti dilaporkan Daily Mail.

Tak hanya kemampuan gerak, sebagian partisipan juga memperlihatkan perbaikan pada kemampuan bicara dan berjalan.

Hanya saja karena partisipan yang mereka libatkan hanyalah 18 orang, sehingga prosedur ini dirasa belum cukup aman untuk diaplikasikan pada pasien lain. Namun tim peneliti sendiri sudah mulai merekrut partisipan baru dan lebih banyak untuk mencapai target tersebut.(Vit)